Waspadai Serangan Jantung Saat Bersepeda
Tren bersepeda mendadak booming di kalangan masyarakat akhir-akhir ini. Jalanan ramai dengan pegowes baru yang sebelumnya tak pernah nampak.
Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri, dr. Fauzan Adima, M.Kes mengatakan bersepeda adalah jenis olah raga yang sedang digandrungi warga Kota Kediri. Karena itu dia mengingatkan para pegowes pemula untuk bisa mengukur diri agar tak mengancam kesehatan.
Bagi kalian yang baru saja menyukai olah raga bersepeda, disarankan memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium untuk mengetahui kemungkinan penyakit seperti jantung, hipertensi, Diabetes Mellitus, dll. “Ketika tahu kondisi tubuh kita, akan memiliki ukuran dalam bersepeda,” kata Fauzan Adima, Rabu 8 Juli 2020.
Menurut Fauzan, tak ada patokan jarak dan kecepatan dalam bersepeda. Satu-satunya patokan aman adalah menyesuaikan dengan kemampuan diri. Hal ini yang membedakan aktivitas bersepeda masing-masing orang tidak sama.
Ancaman terbesar bagi pesepeda selain kecelakaan lalu lintas adalah serangan jantung. Umumnya, kombinasi antara faktor bawaan (jenis kelamin, usia, keturunan), riwayat penyakit, dan kerja jantung yang melebihi kemampuan saat bersepeda menjadi penyebab serangan jantung.
Fauzan mengingatkan kepada siapapun untuk mengenali gejala serangan jantung yang bisa menimpa siapa saja, termasuk pegowes. Gejala pertama adalah nyeri dada. Nyeri ini kerap digambarkan seperti ditindih, kemudian menjalar ke lengan kiri hingga punggung. Biasanya ini diikuti dengan sesak nafas dan keluar keringat dingin.
“Dalam kondisi akut pasien bisa pingsan. Ini tentu berbahaya ketika sedang berada di atas sepeda dan tak ada yang cepat menolong,” kata Fauzan.
Namun sebelum serangan itu terjadi, terlebih dulu ada tanda-tanda yang harus dikenali, yakni sesak dan sakit dada. Gejala ini terjadi karena suplai darah ke jantung tak memenuhi kebutuhan kerja jantung saat bersepeda. Karena itu Fauzan meminta kepada pegowes pemula untuk selalu mengukur diri dan menurunkan aktivitas ketika terasa sesak.
Dia tidak menyarankan kepada pegowes untuk menggunakan masker saat bersepeda. Sebab menggunakan masker akan mengurangi suplai oksigen ke dalam paru, dan membahayakan tubuh kita. Dalam kondisi pandemi seperti ini, Fauzan mengingatkan kepada pegowes untuk tidak bergerombol atau nongkrong usai bersepeda. “Langsung pulang dan lepas semua peralatan terutama sepatu, kaos kaki, helm, kacamata, dan sarung tangan sebelum masuk rumah,” kata Fauzan.
Hal lain yang perlu diperhatikan bagi pegowes pemula adalah pemanasan. Sebab olahraga bersepeda menggerakkan seluruh otot tubuh, termasuk paha, otot kaki, otot punggung, otot bahu dan tangan.
“Pemanasan ringan yang bisa dilakukan seperti peregangan area tangan dan kaki. Dan ingat, berhentilah mengayuh saat dada terasa sesak,” pesan Fauzan. (*)
*)Disampaikan oleh Humas RSUD Gambiran Kota Kediri
Credit : mainsepeda.com