Musim Hujan Tiba, Waspada DBD !!!
Kejadian penyakit Demam Berdarah tiap tahun semakin meningkat di Indonesia, jumlah ini bertambah pesat terutama pada musim penghujan dan paska banjir. Adapun penyebabnya adalah adanya air tergenang, yang kemudian dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Menurut WHO, di Asia Tenggara diperkirakan setiap tahun terdapat sekitar 50-100 juta kasus demam dengue (DD) dan tidak kurang dari 500.000 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kurun waktu 10-25 tahun ini, DBD merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara. Apa penyebab demam berdarah ? Demam Berdarah disebabkan oleh sejenis virus yang bernama Virus Dengue. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang artinya penderita oleh serotipe yang satu dapat terkena oleh jenis serotipe yang lain. Selama ini tiap serotipe virus Dengue tersebut mempunyai tingkatan gejala klinis yang berbeda-beda, dari yang ringan sampai berat. Virus menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah. Pembuluh darah mengalami “kebocoran” sehingga cairan darah merembes keluar dan dapat mengakibatkan syok. Virus juga mengganggu fungsi trombosit sehingga mudah terjadi perdarahan-perdarahan. Virus Dengue sendiri ditularkan kepada manusia melalui perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Apa gejala demam berdarah ? Sesudah terinfeksi selama 3-15 hari, orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu :
- Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
- Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri persendian, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit (petechiae).
- Dengue Haemorrhagic Fever (Demam Berdarah Dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur, dsb.
- Dengue Shock Sindrom, bentuk yang paling berbahaya, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan shock/preshock. Pada bentuk ini sering terjadi kematian.
- Kenakan pakaian yang lebih tertutup atau gunakan cairan/krim anti nyamuk (mosquito repellant).
- 3M (Menguras bak mandi, Mengubur barang-barang bekas, Menutup tempat penampungan air).
- Pengasapan (Fogging.
- Abatisasi, untuk memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti.