
Spirometri adalah tes standar yang dilakukan dokter untuk mengevaluasi fungsi paru-paru, sehingga sering kali disebut juga dengan tes fungsi paru. Tes spirometri dilakukan dengan alat khusus bernama spirometer. Tujuan spirometri adalah mengukur volume udara yang dihirup dan diembuskan dari paru-paru.
Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk mendiagnosis sejumlah gangguan pernapasan, seperti:
– Asma;
– PPOK (penyakit paru obstruktif kronik);
– Penyakit paru interstisial/fibrosis paru (kerusakan pada paru-paru berupa luka parut progresif);
– Emfisema;
– Bronkitis;
– Fibrosis kistik;
– Penyakit paru kerja (silikosis, asbestosis, dll).

Beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh pasien sebelum melakukan pemeriksaan spirometri, yaitu:
– Mengikuti anjuran dokter mengenai obat-obatan yang harus dihindari penggunaannya sebelum melakukan tes, seperti obat hirup atau inhalasi;
– Mengenakan pakaian longgar agar tidak mengganggu kemampuan menarik napas secara dalam-dalam;
– Menghindari makan dalam porsi besar sebelum tes agar pasien lebih mudah bernapas;
– Menghindari melakukan olahraga berat setidaknya 30 menit sebelum tes;
– Pasien akan duduk di kursi di ruang ujian di ruangan dokter, selanjutnya dokter atau perawat akan memasang klip di hidung pasien untuk menjaga kedua lubang hidung tetap tertutup. Dokter juga akan menempatkan masker pernapasan seperti cangkir di sekitar mulut pasien;
– Dokter atau perawat selanjutnya akan menginstruksikan untuk menarik napas dalam-dalam, menahan napas selama beberapa detik, dan kemudian menghembuskannya sekuat mungkin ke dalam masker pernapasan.
Tes ini akan diulangi setidaknya tiga kali untuk memastikan bahwa hasilnya konsisten. Terutama jika ada banyak variasi di antara hasil tes yang dilakukan. Nantinya dokter akan mengambil nilai tertinggi dari tiga pembacaan tes dekat dan menggunakannya sebagai hasil akhir.


